Jakarta - Beragam bohlam LED (Light Emitting Diode) tersedia di pasaran. Mulai yang berkaki satu, dua atau model tancap. Baik yang single LED, multi LED atau jenis Luxeon LED. Lantaran desain dan bentuknya yang universal, Honda CS1 kesayangan pun bisa dipasangi peranti ini.
Kelebihannya cukup banyak. Teknologi pijar listrik dari komponen dioda yang menghasilkan cahaya terang benderang ini, sangat minim listrik. Artinya, daya yang terpakai sangat kecil bila dibandingkan bohlam berelemen pijar biasa (wolfram).
Sebagai perbandingan saja, bohlam lampu rem berkaki dua Honda CS1 yang menjadi standar pabrik, punya daya 21/5 watt. Artinya saat lampu senja hidup, bohlam memerlukan energi 5 watt yang mengambil setrum dari aki dan saat tuas rem ditekan akan menyalakan wolfram satunya lagi yang 21 watt.
Artinya, bila kedua kawat pijar menyala, daya sebesar 26 watt (21 + 18 watt) akan tersedot dari aki yang bisa mereduksi kapasitas aki dalam waktu cepat. “Dengan bohlam LED, hal ini tidak terjadi karena sebuah dioda hanya butuh sekitar 0,25 watt,” jelas Temmy dari Tem’s Motor, agen bohlam LED merek Nine.
Bila lampu rem memakai bohlam multi LED berkaki dua mengusung 9 buah LED (gbr.1), aki cukup mensuplai daya sebesar 2,25 watt saja untuk hasil cahaya 3-4 kali lebih terang dari bohlam biasa. Berarti saat lampu senja dan lampu rem menyala bareng, hanya butuh daya tak lebih dari 8 watt.
Kapasitas aki pun tak melorot tajam meski banyak melakukan pengereman. Trik ini untuk motor yang butuh listrik dalam jumlah besar, semisal memakai lampu utama HID yang menyedot listrik 35-55 watt atau CS1 yang sudah mengusung peranti audio.
“Cara pemasangannya pun sangat mudah layaknya mengganti bohlam biasa,” jelas Temmy lagi. Bohlam LED yang dijual mulai dari Rp 25 ribu hingga Rp 45 ribu ini, cukup melalui proses sederhana seperti membuka lampu rem belakang (gbr.2) dan melepas bohlam standar pabrik (gbr.3).
“Sekadar tips, jangan sampai salah beli lampu LED milik mobil karena besaran ampere-nya berbeda yang membuat cahaya justru meredup,” terang Temmy yang bermarkas di Kebon Jeruk III, Jakbar ini.
Bohlam LED untuk mobil didesain menerima setrum aki berarus 45-60 ampere, sementara LED motor hanya butuh arus setrum aki sebesar 3,5-7 ampere. (motor.otomotifnet.com)
Tem’s Motor: 021-6251399
Kelebihannya cukup banyak. Teknologi pijar listrik dari komponen dioda yang menghasilkan cahaya terang benderang ini, sangat minim listrik. Artinya, daya yang terpakai sangat kecil bila dibandingkan bohlam berelemen pijar biasa (wolfram).
Sebagai perbandingan saja, bohlam lampu rem berkaki dua Honda CS1 yang menjadi standar pabrik, punya daya 21/5 watt. Artinya saat lampu senja hidup, bohlam memerlukan energi 5 watt yang mengambil setrum dari aki dan saat tuas rem ditekan akan menyalakan wolfram satunya lagi yang 21 watt.
Artinya, bila kedua kawat pijar menyala, daya sebesar 26 watt (21 + 18 watt) akan tersedot dari aki yang bisa mereduksi kapasitas aki dalam waktu cepat. “Dengan bohlam LED, hal ini tidak terjadi karena sebuah dioda hanya butuh sekitar 0,25 watt,” jelas Temmy dari Tem’s Motor, agen bohlam LED merek Nine.
Bila lampu rem memakai bohlam multi LED berkaki dua mengusung 9 buah LED (gbr.1), aki cukup mensuplai daya sebesar 2,25 watt saja untuk hasil cahaya 3-4 kali lebih terang dari bohlam biasa. Berarti saat lampu senja dan lampu rem menyala bareng, hanya butuh daya tak lebih dari 8 watt.
“Cara pemasangannya pun sangat mudah layaknya mengganti bohlam biasa,” jelas Temmy lagi. Bohlam LED yang dijual mulai dari Rp 25 ribu hingga Rp 45 ribu ini, cukup melalui proses sederhana seperti membuka lampu rem belakang (gbr.2) dan melepas bohlam standar pabrik (gbr.3).
“Sekadar tips, jangan sampai salah beli lampu LED milik mobil karena besaran ampere-nya berbeda yang membuat cahaya justru meredup,” terang Temmy yang bermarkas di Kebon Jeruk III, Jakbar ini.
Bohlam LED untuk mobil didesain menerima setrum aki berarus 45-60 ampere, sementara LED motor hanya butuh arus setrum aki sebesar 3,5-7 ampere. (motor.otomotifnet.com)
Tem’s Motor: 021-6251399
Tidak ada komentar:
Posting Komentar